Indonesia 2026, Menteri Purbaya: Tiga Hal Jadi Tantangan Ekonomi

Pemerintahan574 views

ISTIMEWA


TARING.ID – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memetakan tiga tantangan utama yang perlu dihadapi Indonesia pada 2026, yakni iklim investasi, sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter, serta dinamika ekonomi global.

Dari ketiganya, Purbaya menilai faktor global justru berada di urutan terakhir.

“Iklim investasi, sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter, dan ketiga baru global,” katanya dalam acara KompasTV Bisnis Economic Outlook 2026 dengan tema “Nyalakan Mesin Pertumbuhan Baru” di Menara Kompas pada Selasa (16/12/2025).

Menurut Purbaya, penempatan tantangan global di posisi ketiga bukan tanpa alasan.

Ia menekankan bahwa sekitar 90 persen penggerak ekonomi Indonesia bersumber dari kekuatan domestik, sementara faktor global berada di luar kendali pemerintah.

Ia menilai ketidakpastian global merupakan kondisi yang selalu hadir setiap tahun.

Konflik geopolitik, ketegangan antarnegara, hingga guncangan ekonomi dunia tidak bisa dihindari maupun dikendalikan secara langsung oleh Indonesia.

Karena itu, terlalu fokus pada risiko global justru berpotensi menghambat langkah ekonomi domestik.

Purbaya menegaskan, jika pemerintah terus-menerus diliputi kekhawatiran terhadap faktor eksternal, maka ruang untuk mendorong pertumbuhan akan semakin sempit.

Sikap defensif yang berlebihan dinilai hanya akan menyeret ekonomi ke arah perlambatan.

Sebaliknya, ia mendorong pemerintah untuk memusatkan perhatian pada kekuatan domestik yang menyumbang porsi terbesar terhadap perekonomian nasional.

Fokus utama diarahkan pada bagaimana memastikan sektor dalam negeri tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan.

Dalam konteks ini, Purbaya menekankan pentingnya menjaga kebijakan fiskal dan moneter agar berjalan selaras dan solid.

Stabilitas kebijakan dinilai menjadi fondasi penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendorong aktivitas ekonomi.

Selain itu, ia juga menyoroti perlunya melindungi pasar domestik agar tidak dikuasai oleh produk asing ilegal.

Menurutnya, memastikan pasar dalam negeri didominasi oleh pelaku usaha nasional merupakan bagian penting dari strategi menjaga ketahanan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.

“Dan yang kedua, pasar yang 90 persen tadi, jangan sampai dikuasai oleh barang asing yang ilegal masuk ke sini. Jadi kita pastikan nanti pasar kita, sebagian besar dikuasai oleh pemain-pemain dalam negeri,” kata dia. (KPS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *